Sabtu, 04 Desember 2010

kerangka berfikir dan hipotesis

KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A.PERUMUSAN KERANGKA BERFIKIR
Kerangka berfikir adalah membuat pola pikiran untuk sampai kepada kesimpulan tentang sebab-akibat,atau konklusi mengenai adanya hubungan positif antara satu gejala dengan gejala atau beberapa factor lain nya pada permasalaha yang di teliti.Jadi kerangka pikir itu merupakan rangkaian seperangkat preposisi yang saling terkait,mengikuti aturan dan dapat dihubungkan secara logis satu dengan lain nya dengan teori atau data dasar yang dapat diamati.[1]
Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti .Jadi secara teoritis perlu di jelaskan hubungan antar variabel independen dan dependen.Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan intervening, maka juga perlu dijelaskan ,mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian.Pertautan antar varibel tersebut,selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian.oleh karena itu pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka berfikir.
Kerangka berfikir dalam suatu penelitian perlu di kemukakan apabila dalam peneliti tersebut berkenaan dua variabel atau lebih .Apabila peneliti hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri,maka yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel,juga Argumentasi terhadap variasi besaran variabel yang di teliti(Sapto Haryoko,1999).
Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis.kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan.(Suriasumantri,1986).Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa menyakinkan sesama ilmuwan,adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis.Jadi kerangka berfikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah di deskripsikan.Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan tersebut,selanjutnya di analisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar varibel yang di teliti.[2]
Sintesa tentang hubungan variabel tersebut,selanjutnya di gunakan untuk merumuskan hipotesis.[3]


Membaca buku
& Hasil
Penelitian (HP
Membaca buku
& Hasil
Penelitian (HP
Membaca buku
& Hasil
Penelitian (HP
Membaca buku
& Hasil
Penelitian (HP
Variabel y
Variabel x




Deskripsi
Dan HP
Deskripsi
Dan HP
Deskripsi
Dan HP
Deskripsi
Dan HP
Analisis kritis
Thd teori dan
HP
Analisis
Komparatif thd
Teori-teori dan
HP yang
diambil

Analisis
Komparatif thd
Teori-teori dan
HP yang
diambil

Analisis kritis
Thd teori dan
HP
Analisis kritis
Thd teori dan
HP
Analisis
Komparatif thd
Teori-teori dan
HP yang
diambil

Analisis
Komparatif thd
Teori-teori dan
HP yang
diambil

Analisis kritis
Thd teori dan
HP







Sintesa/Kesimpulan
Teori dan HP
Sintesa/Kesimpulan
Teori dan HP

Kerangka Berfikir

Perumusan hipotesis


Gambar 1.1 Proses Penyusunan keranka berfikir untuk merumuskan hipotesis.[4]

Berdasarkan Gambar 1.1 tersebut dapat diberi penjelasan sebagai berikut:
1. Menetapkan variabel yang diteliti
Untuk menentukan kelompok teori apa yang perlu di kemukakan dalam menyusun kerangka berfikir untuk pengajuan hipotesis,maka harus di tetapkan terlebih dulu variabel penelitian nya.Berapa jumlah variabel yang di teliti,dan apakah nama setiap variabel,merupakan titik tolak untuk menetukan teori yang akan di kemukakan.

2. Membaca Buku dan Hasil Penelitian(HP)
Setelah variabel di tentukan ,maka langkah berikut nya adalah membaca buku-buku dan hasil penelitian yang relavan.Buku-buku yang di baca dapat berbentuk buku teks,ensiklopedi,dan kamus.Hasil penelitian yang dapat di baca adalah,laporan penelitian,journal ilmiah,skripsi,tesis, dan disertasi.

3. Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian
Dari buku dan hasil penelitian yang di baca akan dapat di kemukakan teori-teori yang berkenaan dengan variabel yang di teliti.Seperti telah di kemukakan ,deskripsi teoriberisi tentang ,definisi terhadap masing-masing variabel yang di teliti,uraian rinci tentang ruang lingkup setiap variabel,dan kedudukan antara variabel satu dengan yang lain dalam konteks penelitian itu.

4. Analisis Kritis Terhadap Teori dan Hasil Penelitian
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis secara kritis terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang telah di kemukakan.Dalam analis ini peneliti akan mengkaji apakah teori-teori dan hasil penelitiaan yang telah di tetapkan itu betul-betul sesuai dengan objek penelitian atau tidak,karena sering terjadi teori-teori yang berasal dari luar tidak sesuai untuk penelitian di dalam negeri

5. Analisis Komparatif Terhadap Teori Dan Hasil Penelitiaan
Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan teori yang lain,dan hasil penelitiaan satu dengan penelitiaan yang lain.Melalui analisis komparatif ini peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan teori yang lain ,atau mereduksi bila di pandang terlalu luas.[5]

6. Sintesa kesimpulan
Melalui analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relavan dengan semua variabel yang di teliti,selanjutnya peneliti dapat melakukan sintesa atau kesimpulan sementara.[6]
Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka berfikir yang selanjut nya dapat di gunakan untuk merumuskan hipotesis.

7. Kerangka Berfikir
Setelah sintesa atau kesimpulan sementara dapat di rumuskan maka selanjut nya di susun kerangka berfikir .Kerangka berfikir yang di hasilkan dapat berupa kerangka berfikir yang assosiatif/hubungan maupun komparatif/perbandingan .
Kerangka berfikir assosiatif dapat mengunakan kalimat :jika begini maka akan begitu:jika komitmen kerja tinggi ,maka produktivitas lembaga akan tinggi pula atau jika pengawasan di lakukan dengan baik (positif),maka ke bocoran anggaran akan berkurang(negatif).

8. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir tersebut selanjutnya disusun hipotesi.Bila kerangka jika komitmen kerja tinggi ,maka produktivitas lembaga akan tingg jika komitmen kerja tinggi ,maka produktivitas lembaga akan tinggi”,maka hipotesis berbunyi “ada hubungan positif dan signifikan antara komitmen kerja dengan produktivitas kerja”.Bila kerangka berfikir berbunyi”Karena lembaga A menggunakan teknologi tinggi,maka produktivitas kerjanya lebih tinggi bila di bandingkan dengan lembaga B yang teknologi kerjanya rendah,”maka hipotesis nya berbunyi”Terdapat perbedaan produktivitas kerja yang signifikan antara lembaga A dan B,atau produktivitas kerja lembaga A lebih tinggi bila di bandingkan dengan lembaga B”.[7]










B.HIPOTESIS
1.Pengertian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitiaan.Oleh karena itu ,perumusan hipotesis sangat berbeda dari perumusan pertanyaan penelitian.[8]Secara teknik ,hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan di uji kebenaran nya melalui data yang di peroleh dari sampel penelitian.Secara statistic ,hipotesis merupakan pernyataan keadaan parameter yang akan di uji melalui statistic sampel.[9]
Secara implicit,hipotesis juga menyatakan prediksi.Misalnya hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dan sistematis antara nilai ujian masuk dan prestasi belajar mengandung prediksi bahwa mahasiswa-mahasiswa yang mempunyai nilai ujian masuk tinggi akan mempunyai indeks prestasi belajar tinggi;hipotesis yang menyatakan bahwa metode diskusi lebih baik daripada metode ceramah secara implicit mengandung prediksi bahwa kelas-kelas yang di ajar terutama dengan metode diskusi akan lebih baik hasil belajar nya daripada kelas-kelas yang di ajar terutama dengan metode ceramah;dan sebagai nya.[10]
2.Fungsi hipotesis
Ø Memberikan arah yang tegas bagi perumusan tujuan penelitiaan
Ø Membantu menentukan arah yang harus di tempuh bagi pembatasan ruang lingkup(skope)penelitian
Ø Membantu mengarahkan metodologi atau cara-cara kerja mengumpulkan data ,pengolahan data serta analisisnya.
Ø Mencegah terjadinya suatu penelitian yang tak terarahdan menghindarkan cara pengumpulan data yang tak relevan dengan masalah yang di teliti.[11]
Hipotesis yang baik hendak nya memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:
ü Harus menyatakan pertautan dua variabel atau lebih
ü Harus jelasa tidak membingungkan ,dan dalam bentuk deklaratif(pernyataan).[12]
ü Harus dapat di uji secara empiris,artinya seseorang mengumpulkan data yang tersedia di lapangan guna menguji kebenaran hipotesis tersebut.

Menurut jenisnya ,hipotesis dapat di bagi tiga jenis.
· Hipotesis penelitian(hipotesis alternative)atau hipotesis kerja;yang biasa nya dimulai dengan kata”terdapat hubungan”atau”terdapat perbedaan”.[13]
· Hipotesis nol,yang biasanya dimulai dengan kata “tidak terdapat hubungan”atau “tidak terdapat perbedaan”
· Hipotesis statika.[14]
3.Mengali dan merumuskan hipotesis
Dalam mengali hipotesis si peneliti harus:
a. Mempunyai banyak imformasi tentang masalah yang ingin di pecahkan dengan jalan banyak membaca literatur-literatur yang ada hubungan nya dengan penelitian yang sedang dilaksanakan
b. Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat-tempat objek-objek serta hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang di selidiki
c. Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan lainya yang sesuai dengan kerangka teori ilmu dan bidang yang bersangkutan. [15]
Good dan Scates (1954)memberikan beberapa sumber untuk mengali hipotesis.
v Ilmu pengetahuan dan pengertian yang medalam tentang ilmu.
v Wawasan serta pengertian yang mendalam tentang suatu wawasan.
v Imajinasi atau angan-angan.
v Materi bacaan dan literatur.[16]
v Pengetahuan tentang kebiasaan atau kegiatan dalam deerah yang sedang diselidiki.
v Data yang tersedia.
v Analogi atau kesamaan.[17]






Gambar 1.2
Proses Merumuskan hi potesis
Pengumpulan Data
Data Empiris
Masalah penelitian

p



veritivikasi
Penyusun model

Data hipotetik
Model matemetika
Stimulasi














REFERENSI

Pohan,Rusdin,metodologi penelitian pendidikan,
(Banda Aceh, Lanarka Publisher, 2007).

Sugiono,metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r & d,
(Bandung,Alfabeta,2008)
Suryabrata, Sumardi metode penelitiaan
(Jakarta,PT Rajagrafindo Persada,2010),
Azwar, Saifuddin metode penelitian,
(Yogyakarta,Pustaka Pelajar,2010),

[1] Margono,S.metode penelitiaan pendidikan
(Jakarta,Rineka cipta,2009)
Usman Husaini ,metode penelitian sosial,
(Jakarta,PT.Bumi Aksara.2009),
Mohd.Nazir,metode penelitian
(Bogor selatan,Ghalia Indonesia.2005),



[1] Rusdin Pohan,metodologi penelitian pendidikan,(Banda Aceh, Lanarka Publisher, 2007),hal.29.
[2] Sugiono,metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r & d,(Bandung,Alfabeta,2008),hal.60
[3] Ibid.,hal.61


[4] Sugiono,metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r & d,(Bandung,Alfabeta,2008),hal.61
[5] Sugiono,metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r & d,(Bandung,Alfabeta,2008),hal.62
[6] Sugiono,metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r & d,(Bandung,Alfabeta,2008),hal.62
[7] Ibid.,hal.63
[8] Saifuddin Azwar,metode penelitian,(Yogyakarta,Pustaka Pelajar,2010),hal.49
[9] S.Margono,metode penelitiaan pendidikan(Jakarta,Rineka cipta,2009),hal.68
[10]Sumardi Suryabrata,metode penelitiaan(Jakarta,PT Rajagrafindo Persada,2010),hal.22.
[11] Rusdin Pohan,metodologi penelitian pendidikan,(Banda Aceh, Lanarka Publisher, 2007),hal.32.

[12] Husaini Usman,metode penelitian sosial,(Jakarta,PT.Bumi Aksara.2009),hal.38.
[13] Husaini Usman,metode penelitian sosial,(Jakarta,PT.Bumi Aksara.2009),hal.38.
[14] Ibid.,39
[15] Mohd.Nazir,metode penelitian(Bogor selatan,Ghalia Indonesia.2005),hal.154


[17] Ibid.,hal.155

Selasa, 27 Juli 2010

Hargai Apa Yang Kita Miliki


Pernahkah kita mendengar kisah Helen Kehler?
Dia adalah seorang perempuan yang dilahirkan
dalam kondisi buta dan tuli.

Karena cacat yang dialaminya, dia tidak bisa
membaca, melihat, dan mendengar. Nah, dlm
kondisi seperti itulah Helen Kehler dilahirkan.

Tidak ada seorangpun yang menginginkan
lahir dalam kondisi seperti itu. Seandainya
Helen Kehler diberi pilihan, pasti dia akan
memilih untuk lahir dalam keadaan normal.

Namun siapa sangka, dengan segala
kekurangannya, dia memiliki semangat hidup
yang luar biasa, dan tumbuh menjadi seorang
legendaris.

Dengan segala keterbatasannya, ia mampu
memberikan motivasi dan semangat hidup
kepada mereka yang memiliki keterbatasan
pula, seperti cacat, buta dan tuli.

Ia mengharapkan, semua orang cacat seperti
dirinya mampu menjalani kehidupan seperti
manusia normal lainnya, meski itu teramat sulit
dilakukan.

Ada sebuah kalimat fantastis yang pernah
diucapkan Helen Kehler:

"It would be a blessing if each person
could be blind and deaf for a few days
during his grown-up live. It would make
them see and appreciate their ability to
experience the joy of sound".

Intinya, menurut dia merupakan sebuah anugrah
bila setiap org yang sudah menginjak dewasa
itu mengalami buta dan tuli beberapa hari saja.

Dengan demikian, setiap orang akan lebih
menghargai hidupnya, paling tidak saat
mendengar suara!

Sekarang, coba kita bayangkan sejenak....

kita menjadi seorang yang buta
dan tuli selama dua atau tiga hari saja!

Tutup mata dan telinga selama rentang waktu
tersebut. Jangan biarkan diri kita melihat
atau mendengar apapun.

Selama beberapa hari itu kita tidak bisa
melihat indahnya dunia, kita tidak bisa
melihat terangnya matahari, birunya langit, dan
bahkan kita tidak bisa menikmati musik/radio
dan acara tv kesayangan!

Bagaimana kita? Apakah beberapa hari cukup berat?
Bagaimana kalau dikurangi dua atau tiga jam saja?

Saya yakin hal ini akan mengingatkan siapa saja,
bahwa betapa sering kita terlupa untuk bersyukur
atas apa yang kita miliki. Kesempurnaan yang ada
dalam diri kita!

Seringkali yang terjadi dalam hidup kita adalah
keluhan demi keluhan.... Hingga tidak pernah
menghargai apa yang sudah kita miliki.

Padahal bisa jadi, apa yang kita miliki merupakan
kemewahan yang tidak pernah bisa dinikmati
oleh orang lain. Ya! Kemewahan utk orang lain!

Coba kita renungkan, bagaimana orang yang
tidak memiliki kaki? Maka berjalan adalah sebuah
kemewahan yang luar biasa baginya.

Helen Kehler pernah mengatakan, seandainya ia
diijinkan bisa melihat satu hari saja, maka ia yakin
akan mampu melakukan banyak hal, termasuk
membuat sebuah tulisan yang menarik.

Dari sini kita bisa mengambil pelajaran, jika kita
mampu menghargai apa yang kita miliki, hal-hal
yang sudah ada dalam diri kita, tentunya kita akan
bisa memandang hidup dengan lebih baik.

Kita akan jarang mengeluh dan jarang merasa susah!
Malah sebaliknya, kita akan mampu berpikir positif
dan menjadi seorang manusia yang lebih baik

Tetapkan Tujuan HIDUP

Without goals, and plans to reach them, you are
like a ship that sail with no destination" --
(Fritzhugh Dodson)

Itulah perumpamaan bagi orang yang tidak punya
tujuan dalam hidupnya.

Banyak orang melakoni perannya, tapi tidak tahu
arah hidup yang ingin ditujunya. Mereka-reka hidup
adalah apa yang kemudian dilakukannya.

Bila sesuatu hal buruk terjadi, mereka akan berdalih
nasib tak berpihak padanya.

Tidak jarang seseorang baru menyadari tujuan
hidupnya pada usia tua. Sangat disayangkan memang.

Seringkali orang tidak berani melakukan perubahan
dalam hidupnya. Dia hanya menunggu, dan menunggu
adanya perubahan tersebut... hingga akhirnya tujuan
hidupnya tidak tercapai!

Sebenarnya, tidak masalah jika kita harus mengubah
tujuan hidup beberapa kali. Hal yg terpenting adalah
setiap saat kita mempunyai tujuan hidup yang ingin
dicapai.

Setidaknya kita tahu ke mana kita akan berjalan dan
strategi apa yang harus diambil.

4 Cara Yang Bisa kita Pakai Untuk Menetapkan
Tujuan Hidup:

1. Apa sebenarnya keinginan kita ?

Tanyakan pada hati nurani, apa sebenarnya
keinginan kita untuk beberapa tahun ke depan?

Tidak ada salahnya kita bermimpi.kita
tidak perlu malu mengakuinya, lagipula, tokh tidak
ada biaya yang harus kita keluarkan untuk
sekedar bermimpi. ;-)

2. Kumpulkan informasi.

Dengan mengumpulkan informasi,kita
bisa lebih mudah mencapai tujuan yang diinginkan.

Jika ada orang lain yang sudah berhasil melakukan
yang kita inginkan, belajarlah dari mereka.
Lakukan apa yang mereka kerjakan!

3. Jangan diam.

Lakukan sesuatu dan secara terus menerus yang akan
membawa kita pada impian hidup yang diinginkan!

4. Tingkatkan kemampuan

Jika ada cara yang kita lakukan terbukti efektif
dan mendekatkan pada tujuan yang ingin dicapai,
maka alangkah baiknya jika kita berusaha untuk
meningkatkan kemampuan dan menambah kecepatan
kinerja agar tujuan hidup kita lebih cepat tercapai.

Jika keempat hal di atas kita lakukan secara terus
menerus tanpa lelah dan bosan, Insya-Allah kita
akan mendapatkan tujuan hidup yang diinginkan.

kita ibaratnya adalah seorang 'pemahat' atas
gambaran kehidupan kita sendiri. Dan seorang
pemahat yang baik akan selalu memiliki 'planning'
terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang
terbaik.

Dalam hal ini,kita pun hanya bisa sebesar dan kita
sebahagia sebagaimana tujuan yang telah kita
tentukan. Oleh sebab itu, pahatlah diri
dengan sebaik-baiknya! :-)