Selasa, 10 April 2012

ORANG MISKIN BISA JADI PRESIDEN



Tak ada rahasia untuk mengapai sukses
Kesuksesan itu dapat terjadi karena persiapan,kerja keras,dan mau belajar dari kegagaglan
Ini adalah kisah seorang laki-laki anak dari keluarga petani miskin,ketika dia berusia 31 tahun ,dia terjun ke dunia perdagangan dan gagal disana
ketika dia berusia 32 tahun ,dia terjun ke gelanggan pemilu dan gagal disana
ketika dia berusia 34  tahun ,dia terjun ke dunia perdagangan  lagi dan gagal lagi
ketika dia berusia 35 tahun , istri nya meninggal dunia dan dia pun menduda dalam keadaan kehilangan harapan dalam kehidupan.
ketika dia berusia 36 tahun ,dia terkena penyakit lemah otot
ketika dia berusia 43 tahun , dia mencalon kan diri dalam pemilihan kongres amerika  dan gagal
ketika dia berusia 46 tahun , dia kembali mencalon kan diri dalam pemilihan kongres amerika  lalu kalah lagi
ketika dia berusia 55  tahun , dia mencalon kan diri lagi  dalam pemilihan dewan senat namun tidak ber hasil
ketika dia berusia 56  tahun , dia mencoba untuk menjadi wakil presiden,namun gagal uga
ketika dia berusia 58 tahun , dia kembali  mencalon kan diri dalam pemilihan dewan senat namun kalah lagi
ketika dia berusia 60 tahun , dia mencalon kan diri untuk menjadi presiden .dia pun terpilih menjadi presiden Amerika Serikat .Dia adalah Abraham Lincoln yg termasuk dalm jajaran presiden Amerika serikat yang paling kuat.
HIKMAH YG BISA KITA AMBIL DR CERITA ITU:
*      Kekuasaan dan kebesaran tidak akan datang ketika anda selalu melakukan berbagai hal dengan baik sebagaimana mestinya.Namun ia akn hadir ketika ujian hidup anda berlansung sempurna,ketika anda menghadapi beberapa bencana  dan  kegagalan,dan anda merasa sedih.karena anda sama sekali tidak akan merasakan yang tertinggi,kecualibila anda  sebelum  nya  pernah berada di lembah yang paling bawah
*      Sesungguh nya aku berjalan dengan lambat,tapi aku tidak selamanya berjalan di belakang
*      Perbedaan antara manusia yg sukses dan manusia lainya bukan terletak pada kurang nya kemampuan atau kurang nya pengetahuan,namun tiada lain karena kurangnya tekad

           


               


               



               


               

               

               

               

               

               

Jumat, 16 Maret 2012

makalah QIRA’AT AL-QUR’AN

KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang, yang telah memberi rahmat serta hidayahNya kepada kita sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa sholawat serta salam tetap terlimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sang pilihan dan sang pemilik ukhwah. Bergema seiring nada mengalunkan kata hati yang senantiasa mengungkapkan getaran jiwa, dalam kesempatan ini saya akan membahas “Tentang Qira’at Al-Qur’an .”. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan karena masih tetap belajar. Oleh karena itu, penulis dengan terbuka akan menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan. Penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi penulis dan para pembaca Banda Aceh, 25 Desember 2011 Pemakalah DAFTAR IS KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 2 Rumusan Masalah 1 3 Tujuan… 1 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Qira’at 2 B. Pembagiaan Qira’at 3 C. Syarat-syarat Qira’at sahih 4 D. Hikmah Perbedaan Qira’at 5 E. Tokoh-tokoh Qira’at… 5 BAB III PENUTUP 1 Kesimpulan 8 DAFTAR PUSTAKA BAB I PEBDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bangsa Arab merupakan komunitas terbesar dengan berbagai suku termaktub didalamnya. Setiap suku memiliki dialek (lahjah) yang khusus dan berbeda dengan suku-suku lainnya. Perbedaan dialek itu tentunya sesuai dengan kondisi alam, seperti letak geografis dan sosio cultural pada masing-masing suku. Layaknya Indonesia yang memiliki bahasa persatuan, maka bangsa Arabpun demikian. Mereka menjadikan bahasa Quraisy sebagai bahasa bersama (common language) dalam berkomunikasi, berniaga, mengunjungi ka’bah, dan melakukan bentuk-bentuk interaksi lainnya. Dari kenyataan di atas, sebenarnya kita dapat memahami alasan al-Qur’an diturunkan dengan menggunakan bahasa Quraisy. Di sini, perbedaan-perbedaan lahjah itu membawa konsekuensi lahirnya bermacam-macam bacaan (qira’ah) dalam melafalkan al-Qur’an. Lahirnya bermacam-macam qira’ah itu sendiri, tidak dapat dihindarkan lagi. Oleh karena itu, Rasulullah SAW sendiri membenarkan pelafalan al-Qur’an dengan berbagai macam qira’ah. Sabdanya al-Qur’an itu diturunkan dengan menggunakan tujuh huruf (unzila hadza al-Qur’an ‘ala sab’ah ahruf) dan hadis-hadis lainnya yang sepadan dengannya Kendatipun Abu Syamah dalam kitabnya al-Qur’an dan al-Wajiz menolak muatan hadits itu sebagai justifikasi qira’ah sab’ah, konteks hadis itu sendiri memberikan peluang al-Qur’an dibaca dengan berbagai ragam qira’ah. 1.2 Rumusan masalah 1. Bagaimana definisi Qira’at menurut para ulama ahli Qira’at ? 2. Kenapa terjadi perbedaan qira’at? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian Qira’at menurut para ulama ahli Qira’at 2. Untuk mengetahui perbedaan Qira’at BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian 1. Pengertian Qira’at Secara etimologi kata qiraah merurpakan bentuk masdar (kata dasar) dari kata qara-a yang bearti membaca. Sedangkan secara terminology qiraat ialah: suatu mazhab yang dianut oleh imam qiraat yang berbeda dengan imam qiraat lainnya dalam membacakan al-Quran, baik perbedaan dalam pengucapan keadaan-keadaannya. Para ahli mengemukakan menurut istilah secara berbeda-beda. 1. Menurut az-Zarqani Az-Zarqani mendefinsikan qiraah dalam terjemahan bukunya yaitu : mazhab yang dianut oleh seorang imam qiraat yang berbeda dengan lainnya dalam pengucapan al-Qur’an serta kesepakatan riwayat-riwayat dan jalur-jalurnya, baik perbedaan itu dalam pengucapan huruf-huruf ataupun bentuk-bentuk lainnya. 2. Menurut Ibn al Jazari Ilmu yang menyangkut cara-cara mengucapkan kata-kata al-Qur’an dan perbedaan-perbedaannya dengan cara menisbatkan kepada penukilnya 3. Menurut al-Qasthalani Suatu ilmu yang mempelajari hal-hal yang disepakati atau diperselisihkan ulama yang menyangkut persoalan lughat, hadzaf, I’rab, itsbat, fashl, dan washl yang kesemuanya diperoleh secara periwayatan. 4. Menurut az-Zarkasyi Qiraat adalah perbedaan cara mengucapkan lafaz-lafaz al-Qur’an, baik menyangkut huruf-hurufnya atau cara pengucapan huruf-huruf tersebut, seperti takhfif (meringankan), tatsqil (memberatkan), dan atau yang lainnya 5. Menurut Ibnu al-Jazari Qira’at adalah pengetahuan tentang cara-cara melafalkan kalimat-kalimat Al-Qur’an dan perbedaannya dengan cara menisbatkan kepada penukilnya. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa, Ilmu Qira’at adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara membaca Al Qur’an dengan pengucapan lafal-lafal yang baik dan benar. Qira’at adalah bentuk jamak dari kata qira’ah yang secara bahasa artinya bacaan. Dalam pembahasan ilmu qira’at, sering didapatkan bercampur baurnya pengertian antar qira’at sa’bah dengan diturunkannya Al Qur’an atas tujuh huruf. Orang-orang beranggapan bahwa sa’bah (tujuh huruf) itu identik dengan qira’ah sa’bah (imam tujuh). Perbedaan cara pendefenisian di atas sebenarnya berada pada satu kerangka yang sama, yaitu bahwa ada beberapa cara melafalkan Al-Qur’an walaupun sama-sama berasal dari satu sumber, yaitu Muhammad. Dengan demikian, dari penjelasan-penjelasan di atas, maka ada tiga qira’at yang dapat ditangkap dari definisi diatas yaitu : 1. Qira’at berkaitan dengan car penafalan ayat-ayat Al-Qur’an yang dilakukan salah seorang iman dan berbeda cara yang dilakukan imam-imam lainnya. 2. Cara penafalan ayat-ayat Al-Qur’an itu berdasarkan atas riwayat yang bersambung kepada Nabi. Jadi, bersifat tauqifi, bukan ijtihadi. 3. Ruang lingkup perbedaan qira’at itu menyangkut persolan lughat, hadzaf, I’rab, itsbat, fashl, dan washil. B. PEMBAGIAAN QIRAAT Ditinjau dari kualitas sanadnya,meenurut sebagian ulama,secara umum qira’at ini terbagi kepada tiga macam : 1. Qiraat mutawatirah, yakni qiraat yang sanadnya mutawatir. Para ulama memasukkan qiraat al-sab’I (qiraat tujuuh) kedalam kelompok ini. Qiraat tujuh yang bermaksud adalah qiraah yang dinisbahkan kepada para imam qiraah yang berjumlah tujuh orang. Mareka adalah Abu ‘Amrun ibn Al-‘Ala’ (w. 154 H), Ibnu Katsir (w.2621 H), Nafi’ ibn Abdirrahman ibn Abi Nu’aim (w. 197 H) Ibn Amir (w. 118 H0, ‘Ashim ibn Abi Al-Nujud (128 H), Hamzah Ibn Hubaib ibn ‘Ammara al-Zayat (w. 156 H), dan Kisa’I (w.189H). 2. Qiraat Ahad, yakni qiraat yang meskipun sanadnya sahih namun ia berstatus Ahad. Para ulama mengelompokkan tiga orang qiraat kedalam kelompok ini, yaitu Abu ja’far Yazid ibn al-Qa’qa’ (w.132 H ), ya’kup ibn ishak Al-hadram (w. 205 H ) dan Khalaf ibn Hisyam (w. 299 H). penggabungan antara qiraat tujuh di atas dengan ketiga qiraat ini selanjudnya dikenal dengan sebutan al-qiraat al-‘asyar ( qairaat yang sepuluh). 3. Qiraat Syaz, yakni qiraat yang jalur sanadnya dipandang dhaif ( lemah ), sehingga ia tidak bisa dijadikan pegangan dalam membaca al-Quran. Qiraat yang Syaz ini tidak dibenarkan dipakai dalam shalat maupun diluar shalat, karena pada hakikatnya ia bukan al-Quraan. Menurut para ulama, selain qiraat yang sepuluh di atas maka termasuk kedalam syaz. Seperti qiraat al-yazidy, al-Hasan, al-‘Amasy, Ibn Jubair, dan lain-lain. C. SYARAT-SYARAT QIRA’AT SAHIH Suatu bacaan diangggap sahih dan boleh diikuti haruslah memenuhi empat syarat,yaitu sebagai berikut. a. Bacaan itu sesuai dengan salah satu mushaf usmani, jangan bertentangan. b. Diterima dan sampai kepada kita secara mutawatair. Ini menurut para ahli usul, Muhadditsin, dan Mazahib al-arbaah, menurut imam lainnya, qiraah yang tidak mutawatir tetapi sahih boleh diikuti. c. Sesuai dengan bahasa Arab. Artinya, jangan bacaan itu bertentangan dengan kaidah bahasa Arab. Apabila suatu qira’at telah memenuhi syara-syarat ini maka qira’at itu dianggap benar atau sahih dan boleh diikuti bahkan tidak boleh diingkar. Akan tetapi, jika ada diantara syarat ini yang kurang maka qira’atnya dianggap tidak sahih dan tidak boleh diikuti. D. HIKMAH ADANYA PERBEDAAN QIRAAT AL-QURAN Beraneka ragamnya bentuk qiraat yang shahih mengandung banyak hikmah dan faedah bagi umat islam: 1. Menunjukkan betapa terjaga dan terpeliharanya al-quran dari perubahan dan penyimpangan meskipun ia memiliki sekian banyak segi bacaan yang berbeda-beda. 2. Untuk member kemudahan kepada umat islam dan meringankan mareka dalam membaca al-quran. 3. Bukti kemukjizatan al-quran dari segi kepadatan maknanya, karena setiap qiraat menunjukkan sesuatu hukum syara’ tertentu tanpa perlu pengulangan lafaz. 4. Penjelasan terhadap apa yang mungkin masih global dalam qiraat lain. E. TOKOH QIRA’AT Qira’at merupakan ilmu riwayat, ia ditetapkan bedasarkan riwayat yang bersambung sanadnya sampai kepada Rasulullah S.a.w. Setiap qira’at yang diriwayatkan secara mutawatir merupakan bacaan yang diajarkan Nabi kepada para sahabatbya. Para sahabat mempunyai perhatian sangat serius terhadap qira’at al-quran ini.demikian pula para tabi’in dan ulama setelah mareka. Diantara para sahabat yang sangat terkenal sebagai guru qira’at adalah Usman, Ali. Ubay, Zaid bin sabit, Abu darda dan Abu musa Al asyari. Menurut adz-dzahabi, Ibnu Abbas dan Abdullah bin Sa’ib. Dari para tokoh qira’at sahabat inilah para tabi;in mempelajari qira’at Al-quran. Imam dan guru qira’at itu cukup banyak jumlahnya,tetapi yang paling populer hanyalah tujuh orang sehingga terkenallah dengan sebutan qira’at tujuh, kemudian ditapkan pula dua orang tokoh yang mempelajari qira’at dari ketujuh imam tersebut yang berhasil mengajarkan qira’at imamnya, yanag selanjudnya dikenal pula dengan qira’at empat belas. Tujuh orang tokoh dari orang tabi’in yang terkenal sebagai imam qira’at, yaitu sebagai berikut. 1. Ibnu katsir. NAma lengkapnya adalah imam Haramillah Abu ma’bad Abdulllah bin katsir Bin Al-Muthalleb. Dia lahir pada tahun 45 H dan wafat di Mekah pada tahun 120 H. Ibnu katsir belajar qiara’at dari seorang sahabat NabiAbdullah bin Sa’ib. Diantara tokoh yang terkenal mengembangkan qira’atnya adalah Al-B azi dan Qunbul. 2. Nafi’ Al-Madani. Nama lengkapnya adalah Abu ruwayn Nafi’ bin Abdurrahman bin Abi nua’im Al- Laisy. Ia juga digelari dengan Imam Harami Rasulillah.Nafi’ meninggal pada tahun 169 H. DIa belajar qira’at dari Abi Ja’far Uazid bin Al-Qa’qa’ Al-Madani,Ibnu hurmus Al-A’raj, dan Muslim bin Jundub. Semua guru Nafi’ ini belajar dari sahabat seperti Ibnu Abbas, Abu Huraiarah, Ubay dan Az-Zubir Bin Al-Awwam. DIantara tokoh yang meriwayatkan qira’at Nafi’ ini adalah Qalun ( 120-220 H ) dan Warasy ( 197 H ). 3. Ibnju Amir Asy –Syami. Nama lengkapnya adalah bin Amir Asy-Syami. Dia maeninggal pada tahun 118 H. Ibnu Amir belajar qira’at dari al-Mughirah dan Abu Darda. Di antara tokoh yang meriwatkan qira’at Ibnu Amir adalah Hisyam ( 245 H ) dan Ibnu Zakwan (242 H ). 4. Abu Amr Al-Basri. Nama lengkapnya adalah Abu Amr Zaban bin Al-‘Ala’ At-Tamimi Al-Basri. Dia lahir di mekah pada tahun 70 H dan meninggal di kufah tahun 154 H. Di antara gurunya adalah Abu Al-hajjaj Mujahid, Abu Abdullah Sa’id bin Jubair, dan Bu Ja’far, Yazid bin Al-Qa’qa’. Di antara tokoh yang meriwayatkan qira’atnya adalahAd-dauri ( 246 H ) Dan As-Sausi( 261 H ). 5. Asim Al-Kufi. Nama lengkapnya adalah Abu Bakar Asim bin Abu Nujud Al-asadi Al-Kufi. Dia meninggal pada tahun127 H. Asim belajar qira’at dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Habib As- salmi,Abi Maryam Zirr bin Hubaysy Al-sadi, dan lain sbg.Diantara tokoh yang meriwayatkan qira’atnya adalah Sya’bah (95-193 H ) dan Hafs ( 180 H ). 6. Hamzah Al-Kufi. Nama lengkapnya adalah Hamzah bin Habib bin Imarah Az-Zayya. Dia lahir pada tahun 80 H danmeninggal pad atahun 1156 H. Hamzah belajar qira’at dari Abi Muhammad Sulaiman bin Mahran Al-A’masy dan Humran bin A’yan. Diantara tokoh yang meriwayarkan qira’at Hamzah ini adalah Khalaf ( 229 H) dan Khalad ( 220 H ). 7. Al-Khusa’I Al-Kufi. Nama lengkapnya adalah Ali bin Hamzah Al-Khusa’i, dia meninggal 189 H. Al-Khusa’i belajar qira’at dari Abi ‘Imarah dan Ismail bin ja’far. Di antara tokoh yang meriwayatkan qira’atnya Abu Al- Haris ( 240 H ). Dan Hafis Ad-dauri ( 246 H ). BAB III PENUTUP KESIMPULAN A. Kesi Dari pembahasan makalah ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Qiraat adalah perbedaan cara mengucapkan lafazh-lafazh al-Qur’an baik menyangkut hurufnya atau cara pengucapan huruf-huruf. 2. Qiraat memiliki bermacam-macam, yakni qiraat sab’ah, qiraat asyrah dan qiraat arbaah asyrah. 3. Qiraat memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap penetapan suatu hukum akibat perbedaan kata, huruf dan cara baca. B. Saran-saran Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, itu semua hanyalah keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki dan hanya mengandalkan buku referensi. Maka dari itu penulis menyarankan agar para pembaca yang ingin mendalami masalah Qira’at agar setelah membaca makalah ini, membaca sumber-sumber lain yang lebih komplit, tidak hanya sebatas membaca makalah ini saja. Akhir kata penulis ucapkan, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnnya. DAFTAR PUSTAKA Zaini Muhammad, ulumul qur’an, Banda Aceh: Pena, 2005 Anwar Rosihin, Ulumul Qur’an, Bandung: Pustaka Setia. 2006 M.Yusuf Kadar, Study Al-Qur’an, Jakarta: Amzah, 2009

Minggu, 08 Januari 2012

cerita Ppl

Hatiku sudah ditawan Malam ini, 21 November 2011. Hm, aku masih disibukkan dengan RPP, Prosem, Prota, Silabus, dan semua yang berhubungan dengan PPL. Sibuk ? Tidak juga… Aku mengerjakan semua ini dengan hati senang. Hmm, tak terasa ternyata sudah 7 minggu aku praktik mengajar di MAS Daruzzahiddin Lamceu kuta baro Banyak yang sudah bisa ku ambil hikmah selama disini. Banyak hal yang membuat aku selalu merindu.. Kalian.. Siswa-siswaku.. Awalnya, aku menganggap kalian sebagai adik-adikku.. Tapi sekarang aku sudah merasakan bagaimana mendidik kalian, memperhatikan, dan mengasihi kalian. Dan ternyata aku menyayangi kalian bukan hanya sekedar sebagai adik, tapi sebagai anak. Ya, anak.. Mulai tumbuh jiwa ”orangtua” dalam diriku.. Mungkin inilah yang selalu diucapkan banyak orang bahwa guru adalah orangtua kedua setelah orangtua kita di rumah. Dan benar ! Aku menganggap kalian sebagai anak-anakku… Kalian adalah anak-anakku yang lucu dan membanggakan sayang Hmm, PPL berakhir tanggal 26 Novembe 2011 nanti. Itu artinya hanya tinggal 4 hari lagi aku praktik disana. Ah aku sedih.. Inilah yang aku tidak suka.. Membayangkannya saja aku tak sanggup. Aku benci perpisahan ! Ya, aku tak suka perpisahan ! Walaupun aku tahu bahwa setiap pertemuan itu pasti ada perpisahan, dan dengan perpisahan itu kita dapat mengetahui kualitas pertemuan kita. Tapi, tetap ku katakan bahwa aku tak suka perpisahan karena disaat itu aku pasti akan menangis kehilangan. Kita memang tidak berpisah selamanya, tapi aku tak bisa melakukan lagi hal yang seperti biasanya ku lakukan.. Ya, aku sudah terbiasa, aku nyaman, dan aku bahagia. Saat nanti masa PPL ini berakhir, malamku tak akan diisi lagi dengan membuat RPP, atau membaca materi pelajaran yang akan ku ajarkan kepada kalian Aku akan kehilangan moment itu.. Saat nanti masa PPL berakhir, aku tidak tahu apakah aku mampu bertahan tanpa kalian sayang. aku tidak akan lagi mendengarkan teriakan kalian ” aku tidak akan menyaksikan tunjuk tangan kalian” aku tidak akan lagi mendengarkan teriakan kalian ” Ah kalian membuat aku terharu sayang.. Hmm, kalian terkadang menjelma menjadi orang yang lebih dewasa daripada saya. Saya masih ingat ketika kalian menanyakan apa itu pacaran? Dan saya masih ingat uga waktu kalian menanyakan masa lalu saya,, Yang tidak bisa saya lupakan ketika salah seorang diantara kalian begitu semangat untuk cari tau tentang pribadi saya….saya bangga dengan kalian…. Ah, kalian itu lucu… Jika PPL ini berakhir, aku tak bisa lagi mendengarkan teriakan kalian,aku tidak bisa lagi menyaksikan tidur kalian yang lucu ketika proses belajar mengajar… Jika PPL ini berakhir aku tak bisa lagi melihat wajah-wajah kalian yang elok dan tampan dan wajah-wajah yang jenius…………… Jika PPL ini berakhir, tak kulihat lagi semangat menggebu dari kalian untuk belajar fiqih. Jika PPL ini berakhir, aku tak bisa lagi melihat tingkah laku kalian yang lucu2. Jika PPL ini berakhir.. Ah sayang, saya tidak tahu lagi harus berkata apa. aku sayang kalian nak.. Begitu banyak cerita tentang kalian yang tak dapat saya ceritakan satu persatu.. Kalian adalah harta pemberian Allah yang tak terhingga nilainya. Saat-saat bersama kalian adalah saat yang membahagiakan.. Saya sayang kalian nak.. Saya selalu ingat kalian…kalian selalu ada di hati saya.. Rajin-rajin belajar ya sayang, jangan nakal ^^ Semoga kalian semua sukses…amiiiiin

Kamis, 01 Desember 2011

nilai anak kelas 3 MAS

REKAPITULASI NILAI ULANGAN HARIAN SISWA/I TAHUN 2011/2012 NAMA SEKOLAH : MAS DARUZZAHIDIN KELAS : XII (TIGA) NO NAMA NILAI 1 ALFATUL MAULISA 10 2 ASRI 6 3 ARIS MUNANDAR 8 4 IDA MAULIDA 10 5 LILIDIA 8 6 M.KHAZEN 10 7 M.MAULIA 10 8 MUNAWARAH 10 9 MAULIDAR 10 10 M.FAISAL 9 11 MIRHANI 9 12 M.IKHSAN 9 13 M.YUSUF 6 14 M.RAHMAT.MS 10 15 NINIK CHARLINA 8 16 NURUL HUDA 9 17 NAILUL MONA 10 18 RYAN FIRDAUS 10 19 RAHMAD 10 20 SAHRUL MULKI 7 21 SAYYID MJ 10 22 SUHELMI 6 23 SITI JAZULY 9 24 ZUNUWANI 10 GURU PRAKTEK M.HUSNI

nilai anak kelas 2 mas

REKAPITULASI NILAI ULANGAN HARIAN SISWA/I TAHUN 2011/2012 NAMA SEKOLAH : MAS DARUZZAHIDIN KELAS : XI (DUA) NO NAMA NILAI 1 DAHRUL QUZNI 8 2 FERDIANSYAH 9 3 FAZILLAH 10 4 HAZILLA 9 5 HIDAYATUL AQLY 10 6 JUNAIDI 8 7 LILIS SURIANI 10 8 MIRA MUTIA 9 9 MURTAZA 7 10 MAULIDAR BAHAGIA 10 11 M.BAHAGIA FAJRI 10 12 M.MAULIDIN 8 13 NUR ASIAH 8 14 NURCHOLIS 7 15 WAHYU 7 16 KHAIRUNA 10 17 SAFIRA 10 GURU PRAKTEK M.HUSNI

Minggu, 05 Juni 2011

hadist-hadist palsu


HADIST-HADIST PALSU


  1. Artinya:Radulullah saw.tidak akan meninggal dunia melainkan setelah dpat  membaca dan menulis.
  2. Artinya” pada malam aku di Isra”kan  ke langittelah jatuh ke bumi  ini keringat ku ,maka tumbuh lah dari keeringat ku ini menjadi bunga mawar.
  3. Artinya “Sesungguh nya para nabi itu tidak di biarkan dalam qubur mareka sesudah 40 malam,akan tetapi mareka itu melakukan shalat di hadapan Allah sehingga di tiup sangka kala(Hari kiamat)
  4. Artinya”Kesalahan nabi daud a.s itu merupakan penglihatan.
  5. Artinya :Barang siapa yang ingin melihat Ilmu Nabi Adam ,kecerdasan Nabi Nuh,kebijakan Nabi Ibrahim ,Zuhud nya Yahya  dan berar pukulan Nabi Musa  maka hendak lah dia memperhatikan pada diri Ali bin Abi Thalib.
  6. Artinya”Barang  siapa yang mencaci para nabi-nabi,maka dia wajib si bunuh .Dan barang siapa yang mencaci para sahabat ku ,maka dia wajib di jilid.
  7. Artinya: Doa itu adalah senjata orang Mu’min,tiang bagi agama dan cahaya langit dan bumi.
  8. Artinya”Barang siapa dengan tekun berzikir (mengigat)kepada ku  untuk meminta sesuatu kepada ku ,maka aku berikan  kepada nya sesuatuyang lebih utama dari apa-apa yang pernah aq berikan kepada orang-orang yang meminta kepada ku.
  9. Artinya :Barang siapa yang berbuat satu dosa sedang dia tahu bahwa Allah sangat Mengatahui perbuatan nya itu,maka dosa nya di ampuni walaupun dia tidak meminta ampun kepada Allah.
  10. Artinya “Jangan lah kamu kawin dengan perempuan yang bebal(bodoh),karena berkawan dengan nya adalah  satu bala sedang anak keturunan nya sia-sia.
  11. Artinya “Jangan lah kamu kawinkan perempuan-perempuan itu dengankaum kerabat mareka ,karena yang demikiaan itu dapat memutuskan kekeluargaan.
  12. Artinya :Barang siapa kawin sebelum melakukan ibadah Haji  maka sesungguh nya dia telah melakukan maksiat.
  13. Artinya:Kalau salah seorang di antara kamu ykin terhadap sebuah batu ,pasti batu itu  memberi mamfaat kepada nya.
  14. Artinya :Kalau salah seorang di antara kamu menyangka baik  kepada sebuah batu niscaya dengan batu itu Allah akan memberi mamfaat ke pada nya.
  15. Artinya:Barang siapa yang mengkhapan kan mayit maka sesungguh nya dia akan mendapat sepuluh kebaikan bagi tiap-tiap lembar rambut yang mengenai kafan nya.
  16. Artinya : Pakailah cincin  yang bermata aqiq karena sesungguhnya dia membawa berkat.
  17.  Artinya : Pakailah cincin  yang bermata aqiq karena sesungguhnya dia dapat menghilangkan kefaqiran.
  18. Artinya :Kebanyakan perhiasan di syurga  itu adalah Aqiq.
  19. Artinya:Barang siapa yang memakai cincin  bermata Aqiq maka dia akan selalu meliat (mendapat)kebaikan.
  20. Artinya :Barang siapa memelihara ayam putih di rumahnya maka syaitan dan sihir  tidak akan dekat kepada nya?
  21. Artinya: Ayam putih adalah kawan ku, dan kawan dari kawan ku ,tetapi musuh dari musuh Allah .oleh sebab itu Rasulullah saw,menempatkan dia bersama beliau di dalam rumah nya.
  22. Artinya “Barang siapa yang berobat dengan selain Al-qura’an ,maka Allah tidak akan sembuh kan dia.
  23. Artinya :Barang siapa yang makan nasi (dari beras)selama 40 hari ,akan tumbuh sumber-sumber hikmah dari hati nya atas lisan nya.
  24. Artinya :Sesungguh nya termasuk berlebih-lebihan apabila engkau makan sesuatu yang engkau senangi.
  25. Artinya “Barang siapa yang makan tanah dan mengunakan nya untuk mencuci ,maka sesungguh nya dia telah makn daging ayah nya Adam serta mencuci dengan nya.

PEMBAHARUAN POLITIK ISLAM DI TURKI







BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Pendiri kerajaan ini adalah bangsa Turki dari kabilah oghuz yang dipimpin oleh Sulaiman Syah, setelah meninggal Sulaiman Syah maka digantikan oleh Erthogrol setelah itu digantikan oleh anaknya Usman (1289 M) pemimpin yang pertama adalah Usman Bin Erthogrol (Usman I), Turki Usmani berkuasa sekitar 7 abad dengan 37 sultan.[1]

Turki usmani menjadi penguasa Islam teraakhir dalam bentuk khalifah kerajaan ini selain berjasa dalam pengembangan peradaban Islam juga dalam penaklukan berbagai daerah di perbatasan eropa misalnya: peda saqat kerajaan usmani menaklukkan konstantinopel, pada masa ini pula terjadi hubungan antara Islam dengan pusat pemerintahan.[2]
Setelah sultan Sulaiman Al-Qanuni wafat (1566 M) Kerajaan Turki Usmani mulai memasuki fase kemunduran, faktor yang menyebabkan kemunduran diantaranya ialah:
1.      Wilayah kekuasaan yang sangat luas
2.      Heterogenitas penduduk
3.      Kelemahan para penguasa
4.      Budaya pungli
5.      Pemberontakan tentara jenissari
6.      Merosotnya ekonomi
7.      Stagnasi dalam lapangan ilmu teknologi.[3] 
Pada tahun 1683 M ketika tentara usmani mengepung wina, pasang balik tentara pembebasan Eropa berhasil melepaskan wina dan mengalahkan tentara usmani,sesudah itu untung baiknya mulai menurun, dinasti yang perbah demikian gagah berani itu mengakhiri wujudnya di abad ke 20 sebagai “orang sakit eropa”.[4]
Kekalahan militer Turki Usmani dilapento (1571 m) dan kegagalan dalam menaklukkan wina (1683 m) merupakan tanda pergeseran kekuatan, solusi yang ditempuhnya adalah turki. harus menghadapi kemajuan-kemajuan yang telah dicapai Eropa, adopsi kemajuan-kemajuan yang telah dicapai eropa melahirkan gerakan pembaharuan di Turki.[5]

B.       Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang terjadi. Rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah:
1.      Bagaimana pembaharuan politik Islam diturki
2.      Siapa saja tokoh-tokoh pembaharuan politik Islam di turki
3.      Langkah apa saja yang dilakukan dalam pembaharuan politik Islam diturki.

C.    Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari penulis makalah ini yaitu:
1.      Untuk mengetahui bagaimana pembaharuan politik Islam di Turki
2.      Untuk mengetahui siapa saja tokoh-tokoh pembaharuan politik Islam di Turki
3.       Untuk mengetahui langkah apa saja yang dilakukan dalam pembaharuan politik Islam di Turki.

BAB II
PEMBAHARUAN POLITIK ISLAM DI TURKI


Pembaharuan dikerajaan Usmani abad ke – 19 sama halnya dengan pembaharuan di Mesir, juga dipelopori oleh Raja. Dikerajaan Usmani Raja yang menjadi pelopor pembaharuan adalah Sultan Mahmud II ( 1807 – 1808 ).[6]

A.    SULTAN MAHMUD II
Sultan Mahmud II melakukan pembaharuan sebagai berikut yaitu :
1.      Pembaharuan militer yaitu pada tahun 1826 M, Mahmud II membentuk korp tentara baru diluar Janiseri dan menggunakan intruktur militer yang dikirim Muhammad Ali dari Mesir, pembentukan korp tentara baru melahirkan pemberontakan yang dilakukan oleh Janisari. Janisari dibubarkan dan tarekat Bektasyi dinyatakan sebagai aliran yang terlarang.
2.      Penghapusan wazir Agung dan menggantikannya dengan perdana menteri
3.      Pembaharuan sistem hokum
4.      Pembaharuan pendidikan. Mahmud II membentuk sekolah umum yang menyiapkan siswa untuk menjadi tenaga administrasi pemerintahan dan sekolah sastra, yang menyiapkan siswa untuk menjadi penerjemah. Disamping itu, ia pun mendirikan sekolah teknik pembedahan dan kedokteran.[7]

B.     TANZIMAT
Setelah meninggal Mahmud II diganti oleh Abdul Majid ( 1839 – 1861 M ) perdana menterinya adalah Rasyid Pasha. Periode ini dikenal dengan masa Tanzimat, pembaharuan yang dilakukan oleh Abdul Majid adalah :
1.      Pembentukan piagam Hatt – I Sherif Gulhane (1839 M) sebagai dasar pembaharuan dibidang administrasi, perpajakan, hokum, pendidikan, kaum minoritas dan militer.
Piagam ini menjelaskan bahwa pada masa permulaan kerajaan Usmani syariat dan undang – undang negara dipatuhi dan oleh karena itu kerajaan menjadi besar serta kuat dan rakyat hidup dalam kemakmuran.
2.      Pembentukan piagam Hatt – I Humayun (1856 M) yang mengakomodir hak-hak minoritas, piagam ini lebih banyak mengandung pembaharuan terhadap kedudukan orang Eropa, yang berada dibawah kekuasaan kerajaan Usmani.
Tujuannya ialah memperkuat jaminan-jaminan yang tercantum dalam piagam Gulhane, pembaharuan yang dikandung dalam piagam Humayun antara lain yaitu : anggaran belanja tahunan negara pembukaan bank-bank asing, pemasukan capital Eropa kerajan Usmani, pengadaan undang-undang dengan penghapusan hokum bunuh terhadap orang yang keluar dari Islam dan pemasukan anggota-anggota bukan Islam kedalam dewan hukum.
Akan tetapi, piagam ini mendapat reaksi karas dari ulama dan kelompok penduduk yang berpendidikan Barat yang tergabung dalam Usmani muda. Tujuan usmani  muda adalah mendirikan pemerintahan konstitusional dan memperbaharui hokum Islam. Keadaan semakin diperparah oleh Sultan Abdul Aziz (1861-1876 M) pengganti Mahmud II karena bersikap anti barat.[8]
Pembaharuan yang dijalankan dizaman Tanzimat tidak seluruhnya mendapat penghargaan, bahkan mendapat kritik dari kaum Intelegensia kerajaan Usmani yang ada pada waktu itu.[9]  Kematian perdana mentri Ali Pasya (187 M) menandai berakhirnya Tanzimat.




C.    Turki Muda
Turki Muda berhasil malaksanakan revolusi (24 Juli 1908) melalui partai Ittihad Ve Terekki yang dibentuk untuk menjatuhkan Sultan pada tahun 1907 di Paris.[10]
Dalam lapangan pembaharuan, perkumpulan persatuan dan kemajuan, membawa perubahan-perubahan dalam bidang administrasi, kota Instanbul, transport umum diadakan, brigade kebakaran, organisasi kekuatan polisi disesuaikan dengan kebutuhan zaman modern.
Dalam  bidang ekonomi langkah-langkahnya diambil atas inisiatif pemimpin-pemimpin perkumpulan persatuan dan kemajuan perdagangan mulai berpindah ketangan orang-orang Turki.
Pendidikan mendapat perhatian khusus, sekolah-sekolah dasar dan menengah baru didirikan, dibukakan pula sekolah-sekolah guru, universitas Istambul diperbaharui organisasinya, dibukakan sekolah-sekolah universitas bagi kaum wanita, umpamanya mereka diberi hak cerai.
Majalah-majalah baru timbul dalam bidang sastra, politik dan sebagainya. Ilmu–ilmu kemasyarakatan mulai mendapat perhatian dan nasionalisme Turki juga mulai dibicarakan.[11]

D.    Tiga Pembaharuan Barat, Islam dan Nasionalisme
Harun Nasution menginformasikan bahwa di Turki Usmani terdapat tiga aliran pembaharuan : aliran Barat, aliran Islam dan aliran Nasionalis. Menurut aliran Barat : Turki mundur karena bodoh, dan kebodohan itu disebabkan oleh syariat yang menguasai seluruh segi kehidupan bangsa Turki, oleh karena itu Turki akan maju apabila menjadikan Barat sebagai guru, pendapat tersebut ditentang oleh aliran Islam. Menurut aliran Islam : agama (syariat Islam) tidak pernah menjadi penghalang kemajuan. Turki justru mundur karena tidak menjalankan syariat Islam, oleh karena itu syariat mesti diberlakukan di Turki agar Turki bisa maju.
Sedangkan Nasionalis berpendapat bahwa Turki mundur disebabkan oleh keengganan umat Islam yang tidak mengakomodir perubahan-perubahan.
Tokoh Aliran Barat adalah : Teufik Fikret (1867-1951)
Tokoh Aliran Islam adalah : Mehmed Akif (1870-1936) dan
Tokoh Aliran Nasionalis adalah Zia gokalp (1875-1924)
            Pembaharuan yang dikehendaki golongan Islam telah membuat kerajaan usmani sempurna sifat keIslamannya, hukum yang dipakai didalmnya harus hukum Islam dan kepemimpinannya harus terletak ditangan kaum ulama.
            Golongan barat dan Nasionalis Turki, walaupun telah banyak dipengaruhi oleh ide sekular barat, tetapi karena masih terikat pada agama, tidak berhasil mengubah kerajaan usmani menjadi negara sekuler, pembaharuan yang mereka kehendaki bersifat radikal, masih diusahakan supaya tidak keluar dari Islam.

E.     Mustafa Kamal
Pembaharuan mustafa kamal dipengaruhi bukan oleh golongan Nasionalis turki saja, tetapi juga oleh ide golongan barat dan yang menjadi dasar poemikiran pembaharuan Mustafa Kamal adalah
1.      Westernisme yaitu pemikiran Mustafa Kamal terhadap pengagum pengagum pemikiran dan peradaban barat
2.      Sekularisasi yaitu: pemisahan antara pemerintahan dengan agama, sekularisme mustafa kemal tidak menghilangkan agama Islam. Dari masyarakat turki dan mustafa kamal memang tidak termaksud demikian, yang ia maksud ialah menghilangkan kekuasaan agama dari bidang politik dan pemerintah.
3.      Nasionakisme yaitu idenasionalisme yang diterima mustafa kamal ialah idenasionalisme yang terbatas daerah geografisnya dan bukan idenasionalisme yang luas. Di dalam piagam nasional disebutkan bahwa turki melepaskan tuntutan teritorial terhadap daerah-daerah yang dahulu terletak dibawah kekuasaan kerajaan usmani kecuali daerah yang didalamnya terdapat mayoritas Turki.
Pembaharuan pertama ditujukan terhadap bentuk  negara
1.      Pemerintah harus dipisahkan dari agama
2.      Jabatan khalifah dan jabatan sultan terpisah, dalam arti dipegang oleh dua orang, khalifah di bagdad dan sultan didaerah
3.      Kedaulatan terletak ditangan rakyat dan bentuk negara baru ini haruslah republik dan Islam menjadi agama negara (1923)
4.      Penghapusan jabatan khalifah pada tanggal 3 maret 1924
5.      Menghilangkan institusi keagamaan yang ada dalam pemerintahan, pada tahun 1924 Biro syaikh Al-Islam dihapuskan begitu pula dengan kementrian syariat
6.      Penghapusan mahkamah syariah
7.      Ditahun 1924 dikeluarkan pula undang-undang penyatuan pendidikan, yaitu seluruh sekolah-sekolah diletakkan dibawah pengawasan kementrian pendidikan.
8.      Mendeklarasikan sebagai negara sekuler dengan mengahapus Islam sebagai agama negara (1937)

Sebagai bagian dari proses sekularisasi, mustafa kemal kemudian memutuskan untuk:
a.       Meniadakan pelajaran bahaa arab dan persia disekolah-sekolah (1928)
b.      Meniadakan pendidikan agama disekolah-sekolah (1933)
c.       Penerjemahan Al-qur’an didalam bahasa turki agar dipahami oleh masyarakat
d.      Khutbah Jum’at harus dilakukan dengan menggunakan bahasa turki
e.       Adzan harus menggunakan bahasa turki (1933)
Mustafa kemal meninggal tahun 1938, usaha pembaharuan yang telah dilakukannya, diteruskan oleh para pengikutnya.   


BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
            Pembaharuan dikerajaan turki Usmani abad ke 19 dipelopori oleh seorang raja yang bernama sultan mahmud II pada tahun (1807-1808) kemudian diteruskan oleh abdul majid yang dikenal dengan masa tanjimat pada tahun (1839-1861 M) kematian perdana menteri Ali Pasya (1871M) menandai berakhirnya. Tanzimat, yang kemudian diteruskan oleh Turki muda melalui partai ittihadve Terekki sehingga timbulnya 3 pembaharuan di turki yaitu Barat, Islam dan nasionalis, pada akhirnya muncul mustafa kamal seoarang seorang pemimpin turki baru, yang menyelamatkan kerajaan usmani dari kehancuran dan dari penjajahan eropa, ialah pencipta Turki modern dan atas jasanya ia mendapat gelar Ataturk (Bapak Turki).



BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

  1. Jaih Mubarak, Sejarah Peradaban Islam, bandung: pustaka bani quraisy, 2004
  2. Badri yatim, sejarah peradaban Islam, jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2005
  3. Harun Nasution, sejarah ringkas Islam, jakarta:D. Jambatan, 1994
  4. Muawiyah, dkk. Sejarah peradaban Islam, Banda Aceh: psw IAIN AR-Raniry, 2009
  5. Harun Nasution, pembaharuan dalam Islam, sejarah pemikiran dan gerakan, Jakarta:PT.Bulan Bintang, 1975
  6. Eric J. Zurches, Turkey:A Modern History, London:I.B. Taurisand co. Ltd, 1994
  7. Siti Maryam, dkk. Sejarah peradaban Islam, Yogyakarta: lesfi, 2002
  8. Edwar Morhimer, Faith and powe:the politic of Islam, Newyork: rondom house, 1982  


    
                                                                                                                                     




[1] Jaih Mubarak, Sejarah Peradaban Islam, (bandung: pustaka bani quraisy, 2004)H.173
[2] Munawiyah, dkk. Sejarah peradaban Islam, (Banda Aceh, psw IAIN AR-Raniry, 2009)h.175
[3] Badri Yatim, sejarah peradaban Islam, (jakarta:PT. raja grafindo persada, 2005)h.163-168
[4] Harun Nasution, sejarah ringkas Islam (jakarta:PT. raja Grafindo persadia, 2005)h.163-168
[5] Jaih Mubarak:op.cit.,h.177.

[6]Jaih Mubarak:op.cit.,h.176.

[7] Eric J.Zurcher, Turkey: A modern history, (london:I.B.Tauris and co. Ltd, 1994)h.59
[8] Siti Maryam, dkk. Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta, Lesfi, 2002), h. 173-174

[9] Harun Nasution, Pembaharuan Hukum Islam. OP. Cit, h. 96

[10] Edwar Mortimer, kaith and power : the politic of Islam, (new york:random house, 1982) h.127
[11] Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam. Op.cit.,h.117-118